Rooting
Loop merupakan kondisi di mana sebuah paket terus
ditransmisikan dalam serangkaian router dan tidak pernah mencapai jaringan
tujuan yang dimaksudkan. Routing loop dapat terjadi ketika dua atau lebih
router memiliki Informasi routing yang salah menunjukkan bahwa jalan yang valid
ke destination unreachable ada.
1.Loop terjadi akibat :
a.
Konfigurasi rute salah
b. Rute
redistribusi tidak di konfigurasi dengan benar (redistribusi adalah proses
penerusan informasi routing dari satu protokol routing untuk routing dan
protokol)
c.
Tabel routing tidak konsisten tidak diperbarui karena
memperlambat konvergensi dalam
jaringan berubah
Sebuah loop routing dapat memiliki
dampak buruk pada jaringan, sehingga menghasilkan kinerja jaringan yang rusak
atau bahkan downtime jaringan.
2. Sebuah routing loop dapat
menciptakan kondisi berikut:
a.
Link bandwidth akan digunakan untuk lalu lintas perulangan
bolak-balik antara router dalam satu lingkaran.
b.
Sebuah CPU router akan tegang karena paket perulangan.
c.
Sebuah CPU router akan terbebani dengan forwarding paket
yang tidak berguna yang akan berdampak negatif konvergensi dari jaringan.
d.
Update routing mungkin akan hilang atau tidak diproses
secara tepat waktu.Kondisi ini akan memperkenalkan tambahan routing loop,
membuat situasi lebih buruk.
e.
Paket dapat tersesat dalam "lubang hitam."
Seperti yang Anda lihat, routing
loop memakan bandwidth dan juga sumber daya router, mengakibatkan jaringan
lambat atau bahkan tidak responsive.
3.
Cara mengatasi routing loop :
a.
Maksimum hop, jika tidak dibatasi maksimum hopnya, akan
terus mengulang pengiriman data.
b.
Split Horizon (sebuah table update dari sebuah router tidak
akan kembalikan atau di kirim kembali.)
c.
Rute poisoning : mengubah network yang putus menjadi
penambahan satu dari maksimum hop.
d.
Triggered updates : pada saat ada perubahan network,
langsung di update.
e.
Holdwon Timers : jika ada perubahan akan langsung ngasi
holdown time, jika matriks nya lebih buruk akan diabaikan. Intinya bahwa dia
tidak langsung update table akan tetapi lihat situasi.
- Split Horizon
Dengan metode split horizon
router lain tidak dapat mengirimkan informasi mengenai jaringan (update)
kembali kepada router yang telah memberikan informasi. contohnya terdapat tida
router R1, R2, R3 dan R4. Pada suau ketika terjadi kerusakan jaringan pada
jaringan 1 yang terhubung langsung dengan R1 dengan menerapkan metode split
horizon R2, R3, dan R4 tidak dapat mengirimkan informasi mengenai jaringan 1
kembali kepada R1 sehingga tidak terjadi kesalahan informasi dan dengan beban
routing juga berkurang.
- Trigger Update
RIP melakukan
update bekala setiap 30 detik sekali, ketika menerapkan trigger update update
dikirim langsung ketika terjadi perubahan informasi pada table routing walaupun
RIP baru saja mengirimkan. Trigger update juga digunakan untuk mendukung route
poisoning.
- Jitter
Jitter adalah
variasi delay, yaitu perbedaan
selang waktu kedatangan antar paket di terminal tujuan. Jitter dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan besarnya
tumbukan antar paket
(congestion) yang ada dalam jaringan. Semakin besar beban trafik
di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion dengan demikian nilai
jitter-nya
akan semakin besar.
- Router poisoning atau poison reverse
Melihat dari
namanya “poison” yang berarti racun/meracuni, router poison bekerja dengan
meracuni atau merubah informasi routing pada table routing. Misalnya seperti
pada kasus sebelumnya (kasus split horizon) ketika jaringan 1 down R1 akan
merubah nilai metric jaringan 1 menjadi
16 kemudian R1 akan mengirimkan poison update kepada router tetangganya sehigga
dapat mencegah routing loop.
- Holddowns
Digunakan
untuk mengatasi sebuah interface/network yang tidak stabil (kadang menyala dan kadang
hidup). Jika suatu rute “mati”, holddown timer akan menyala sampai rute tersebut berhasil dijangkau
dengan metric yang lebih baik
dari sebelumnya. Holddowns menggunakan triggered updates untuk memberitahu
router lainnya tentang perubahan dalam network keseluruhan. Ada 3
kondisi ketika triggered updates
mereset Holddown Timer, yaitu
:
1. Ketika Holddown Timer habis
2. Ketika muncul update dengan metric yang
lebih baik
3. Ketika flush time atau tepat sebelum sebuah network dinyatakan
harus dibuang.
- Maksimum Metrik
untuk mencegah terjadinya count to infinity, count to infinity terjadi ketika terdapat jaringan
yang down sehigga terjadi ketidak akurasian routing update yang menyebabkan
menigkatnya metric (hop count) secara berulang-ulang (loop). Hal ini dapat menyebabkan informasi yang
terdapat pada routing tabel tidak benar sehingga roting loop dapat terjadi.
Untuk mencegah hal tersebut protocol distance vector menetapkan batas maksimal hop count yang
default-nya adalah 15. Dengan adanya metode ini routing loop dapat terjadi
selama nilai hop count kurang dai 15 selebihnya paket akan dibuang.
0 comments:
Post a Comment