Monday, February 29, 2016

ROUTING LOOP





 
Rooting Loop merupakan kondisi di mana sebuah paket terus ditransmisikan dalam serangkaian router dan tidak pernah mencapai jaringan tujuan yang dimaksudkan. Routing loop dapat terjadi ketika dua atau lebih router memiliki Informasi routing yang salah menunjukkan bahwa jalan yang valid ke destination unreachable ada.

1.Loop terjadi akibat :

a.  Konfigurasi rute salah
b.  Rute redistribusi tidak di konfigurasi dengan benar (redistribusi adalah proses penerusan informasi routing dari satu protokol routing untuk routing dan protokol)
c. Tabel routing tidak konsisten tidak diperbarui karena memperlambat konvergensi dalam                 jaringan berubah

Sebuah loop routing dapat memiliki dampak buruk pada jaringan, sehingga menghasilkan kinerja jaringan yang rusak atau bahkan downtime jaringan.

2. Sebuah routing loop dapat menciptakan kondisi berikut:

a.   Link bandwidth akan digunakan untuk lalu lintas perulangan bolak-balik antara router dalam satu lingkaran.
b.   Sebuah CPU router akan tegang karena paket perulangan.
c.   Sebuah CPU router akan terbebani dengan forwarding paket yang tidak berguna yang akan berdampak negatif konvergensi dari jaringan.
d.  Update routing mungkin akan hilang atau tidak diproses secara tepat waktu.Kondisi ini akan memperkenalkan tambahan routing loop, membuat situasi lebih buruk.
e.   Paket dapat tersesat dalam "lubang hitam."

Seperti yang Anda lihat, routing loop memakan bandwidth dan juga sumber daya router, mengakibatkan jaringan lambat atau bahkan tidak responsive.

3. Cara mengatasi routing loop :

a.   Maksimum hop, jika tidak dibatasi maksimum hopnya, akan terus mengulang pengiriman data.
b.   Split Horizon (sebuah table update dari sebuah router tidak akan kembalikan atau di kirim kembali.)
c.   Rute poisoning : mengubah network yang putus menjadi penambahan satu dari maksimum hop.
d.   Triggered updates : pada saat ada perubahan network, langsung di update.
e.   Holdwon Timers : jika ada perubahan akan langsung ngasi holdown time, jika matriks nya lebih buruk akan diabaikan. Intinya bahwa dia tidak langsung update table akan tetapi lihat situasi.

  •    Split Horizon
Dengan metode split horizon router lain tidak dapat mengirimkan informasi mengenai jaringan (update) kembali kepada router yang telah memberikan informasi. contohnya terdapat tida router R1, R2, R3 dan R4. Pada suau ketika terjadi kerusakan jaringan pada jaringan 1 yang terhubung langsung dengan R1 dengan menerapkan metode split horizon R2, R3, dan R4 tidak dapat mengirimkan informasi mengenai jaringan 1 kembali kepada R1 sehingga tidak terjadi kesalahan informasi dan dengan beban routing juga berkurang.
  • Trigger Update
RIP melakukan update bekala setiap 30 detik sekali, ketika menerapkan trigger update update dikirim langsung ketika terjadi perubahan informasi pada table routing walaupun RIP baru saja mengirimkan. Trigger update juga digunakan untuk mendukung route poisoning.
  •  Jitter

Jitter adalah variasi delay, yaitu perbedaan selang waktu kedatangan antar paket di terminal tujuan. Jitter dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan besarnya tumbukan antar paket
(congestion) yang ada dalam jaringan. Semakin besar beban trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion dengan demikian nilai
jitter-nya akan semakin besar.
  •  Router poisoning atau poison reverse
Melihat dari namanya “poison” yang berarti racun/meracuni, router poison bekerja dengan meracuni atau merubah informasi routing pada table routing. Misalnya seperti pada kasus sebelumnya (kasus split horizon) ketika jaringan 1 down R1 akan merubah nilai  metric jaringan 1 menjadi 16 kemudian R1 akan mengirimkan poison update kepada router tetangganya sehigga dapat mencegah routing loop.
  • Holddowns
Digunakan untuk mengatasi sebuah interface/network yang tidak stabil (kadang menyala dan kadang hidup). Jika suatu rute “mati”, holddown timer akan menyala sampai rute tersebut berhasil dijangkau dengan metric yang lebih baik dari sebelumnya. Holddowns menggunakan triggered updates untuk memberitahu router lainnya tentang perubahan dalam network keseluruhan. Ada 3 kondisi ketika triggered updates mereset Holddown Timer, yaitu :
1.      Ketika Holddown Timer habis
2.      Ketika muncul update dengan metric yang lebih baik
3.      Ketika flush time atau tepat sebelum sebuah network dinyatakan harus dibuang.
  • Maksimum Metrik
untuk mencegah terjadinya count to infinity, count to infinity terjadi ketika terdapat jaringan yang down sehigga terjadi ketidak akurasian routing update yang menyebabkan menigkatnya metric (hop count) secara berulang-ulang (loop).  Hal ini dapat menyebabkan informasi yang terdapat pada routing tabel tidak benar sehingga roting loop dapat terjadi. Untuk mencegah hal tersebut protocol distance vector  menetapkan batas maksimal hop count yang default-nya adalah 15. Dengan adanya metode ini routing loop dapat terjadi selama nilai hop count kurang dai 15 selebihnya paket akan dibuang.


ROUTING LOOP Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Bunga Faizza

0 comments:

Post a Comment